Monday, July 28, 2008

ridiculous

ridiculous disini bukan tentang membahas salahsatu mantra di buku Harry Potter
melainkan kosakata dalam bahasa inggris, yang artinya 'deserving or inventing derision or mockery' ; terjemahan bebas = mengundang cemoohan.

Ini kata yang tepat untuk mengomentari pemilihan walikota, yang sebentar lagi berlangsung.
Banyak poster ditempelkan dimana-mana, not to mention papan or banner or whatever is it yang tujuannya untuk kampanye para kandidat.

Like as always, bukannya memakai slogan yang mencerminkan bahwa nantinya setelah walikota yang baru akan membawa perubahan (ke arah yang lebih baik hopefully) -seperti Obama, yang terkenal dengan slogannya tentang perubahan- disini malah ada kandidat yang slogannya 'colok dadanya'

Komentar gue pas ngeliatnya : 'Hihihihihihihihi. . . . .  Menggelikan'

Kayak gak ada slogan yang lebih meaningful aje, kayanya rakyat kita emang terlalu bodoh untuk dikasi slogan yang berkesan smart apa?
Dan seperti biasa, kampanye gak ada hubungannya dengan mencerdaskan rakyat dengan pengetahuan politik, tapi seperti jaman dulu-dulu, same old same old, 'pilih yang berpengalaman' (artinya: pilih yang dulu udah pernah berkuasa... *Idih, enak aja yeh* .... gantian kaleee)

Whatever, gue kan golput....

I choose not to choose, adalah slogan gue dalam menghadapi pemilihan (tentu aja maksutnya disini pemilihan walikota, or gubernur, or tokoh politik laennya yang menurut gue sih gak reasonable)

Tapi kalo gue bole milih sih, orang-orang yang cocok buat jadi presiden -kandidat dari partai girl power, seperti contohnya adalah : Ria Irawan, Djenar Maesa Ayu, or Mira Lesmana kali ye. Banyak sih yang ingin gue calonkan, bottom line mencakup orang-orang yang idealis dan konsisten dengan alirannya.

Cobalah kita cermati, banyak anak jalanan (mungkin ada yang lahir dan belajar jalan or even grew up di jalanan) di kota Bandung, terutama di perempatan lampu merah.
Orang-orang bermobil, dengan sikap heroik-nya, memberikan uang recehan, menganggap dengan cara demikian sudah berbuat baik or sumthing like that.
In my opinion, that is so wrong.
Kita cuman meng-encourage mereka untuk tetep hidup di jalan.
Yang jadi positive reinforcement buat mereka: 
As long as people keep giving their money, I will survive.

Bukan maksud gue kita gak bertanggung jawab sama nasib mereka.
Of course we also have social responsibilities.
But some of us just don't want to do in the right way, which will be more difficult to apply.

Yah seperti biasa, kalo walikota/gubernur mau kunjungan, semua yang acak-acakan dan semrawut di'beres'kan dulu sama aparat.

Gue bener-bener pengen liat, setelah tanggal 10 Agustus, dan para pemilih 'mencolok dada' para kandidat *LoL* akan seperti apa sih Bandung....
Sepertinya sih akan sama seperti sebelumnya; macet pas weekend karena orang luar kota belanja di FO, banyak yang ngamen di tiap perempatan, anak kecil yang mestinya baru masuk TK berkeliaran minta uang di tengah jalan.
Ironisnya, dana kampanye untuk pemilihan walikota itu lumayan jumlahnya kalo dipake untuk mensejahterakan mereka(=anak jalanan).

Tapi seperti biasa, bukan Indonesia namanya kalo yang makmur semakin makmur, dan yang susah tambah susah. . . . .


2 comments:

Rizal Affif said...

Mau gimana lagi, beginilah wajah perpolitikan negeri ini. Tim suksesnya pinter, tau bener taraf pendidikan rakyat Bandung, dan tau banget cara memikatnya. Dengan konvoy mobil. Slogan2 a la iklan. Ga penting itu pencerdasan rakyat, yang penting jualan. Dan yang dijadikan komoditi ya calon walikota itu. Hahahahaha :D

p.s. Saya ga pernah ngasi uang ke anak jalanan. Roti pun sangat jarang, cuman kalo ada dan bawa.

Adite said...

hahahaha sama tuh gue juga ngakak wkt liat tuh iklan.... mesum2 gimana gituu kesannya