Tuesday, November 13, 2012

nasib pekerja ngo

oke. emang gw akui judul di atas gak memberi pengaruh se-dramatis dibanding judul 'nasib pekerja seks komersil'.

but still, ini penting men, ini soal hidup gw juga.
 
maaf sebelumnya untuk para pekerja seks komersil. bukan bermaksud melecehkan. sama sekali engga. bahkan sebaliknya, gw sangat respek kepada para pekerja seks. itu adalah salahsatu pekerjaan yang paling sulit di dunia tapi juga paling misunderstood dan kerap dilecehkan. 
orang yang gak ngerti betapa sulitnya kehidupan seorang pekerja seks sebaiknya baca buku karangan paulo coelho 'eleven minutes' (atau bahasa indonesianya = 11 menit).

kembali ke judul diatas, yang gw dapet saat termenung pulang naek angkot.
sebenernya gw dapet fasilitas anter jemput mobil kantor, tapi somehow hari ini gw pilih pulang sendiri karena pengen cari inpirasi.
inspirasi gw, anehnya, suka timbul saat-saat berada di ruang publik.
seperti hari ini, dalam perjalanan pulang dari kantor surabaya ke sidoarjo, sambil berbagi keringat dengan 10 orang laennya dalam angkot.

terus terang, gw adalah salahsatu orang yang sangat menikmati (sesekali) bisa naek transportasi umum.
berada di tengah-tengah orang laen bikin gw merasa lebih 'manusia'.

owya, sebelum membahas kenapa gw dapet judul tsb, mari kembali ke peristiwa beberapa bulan silam. disaat gw masi culun dan mengganggap bisa kerja di international non-government organization sebagai salahsatu milestone dalam hidup gw (and it is, stil, i admitted that)

beberapa bulan setelah kembali ke indonesia, dari petualangan dan sekolah master gw di eropa, dengan semangat yang berkobar-kobar gw apply ke beberapa proyek kesehatan yang ada di indonesia. kebanyakan proyek kesehatan tsb memang diprogram oleh international ngo karena pemerintah kita sendiri .... ehm.... dananya terbatas untuk proyek kesehatan. (ini bahasa halusnya dari, duit pajek kita dimakan para koruptor instead of bikin masyarakatnya lebih sejahtera).

dari beberapa (ratus) aplikasi yang gw kirimkan, ada 2 ngo yang merespon positif. keduanya international ngo yang punya proyek kesehatan, 1 di kesehatan ibu dan anak, 1 lagi tentang hiv.
keduanya sebenernya gw tertarik, tapi yang satu gw terima dengan pertimbangan lebih menantang dan pengen mencoba untuk lebih fokus dalam bidang ini.
selain itu juga, posisi penempatan gw di jawa timur, yang menurut gw sesuatu yang challenging dan sebagai kesempatan untuk traveling in between jobs.
(which is, i found out later kalo gw ampir gak punya kesempatan traveling saking sibuknya).

it was indeed my dream job, karena gw mengerjakan apa yang gw suka, sesuai kompetensi dan keahlian, juga tim klinis pusat + stakeholdernya adalah orang-orang super hebat dimana gw merasa beruntung bisa belajar banyak dari mereka.
owya, not to mention, my company paid my well, juga fasilitas bisnis trip yang prima (gw jadi pelanggan setia garuda indonesia dan nginep di hotel berbintang, thanks to the program).

semuanya almost sounds perfect ... sampai akhirnya (seperti layaknya semua kisah sinetron, gak rame kalo gak ada tokoh antagonis) gw semakin mengenal karakter dan kelakuan bos di kantor.

bos gw ini waktu di awal pertemuan (cieh) sepertinya orangnya baik dan menyenangkan. beliau juga suka bercanda (later on, candaannya gw nilai gak mutu dan suka melecehkan).
kenapa beliau menempati posisi sebagai bos, karena beliau juga punya kenalan banyak orang-orang di pemerintahan. dan kemampuan diplomasi-nya serta pengalaman di birokrasi.

semakin lama, semakin keluarlah sifat aslinya. (mudah-mudahan blog ini kalo dibaca dia. kalo dibaca pun, monggo mungkin bisa menjadi masukan. karena so far gak ada orang di kantor yang berani meng-kritik beliau).
berikut beberapa sifat yang gw udah kena getahnya:

1. tidak suka ditentang (there's no room for discussion) dia cuman suka orang bilang: inggih (=ya). nothing else than that.
seberapa gak masuk akal pemikirannya pun, dia gak suka kalo kita memberi masukan laen.
akibatnya, karena (tadinya) gw gak tau kalo mesti selalu bilang iya- akhirnya gw sering disemprot dan didiemin.
terus terang gw kaget.
lha gini loh, bos gw di kantor dulu itu orang belanda.
kita biasa selalu diskusi dalam sebuah permasalahan.
bahkan beliau lah yang selalu mengajarkan gw untuk proaktif dalam diskusi, karena mungkin pemikiran gw berharga untuk program.
biarpun namanya bos, tapi bos itu kan manusia, bisa salah.
gak selalu yang namanya bos, biarpun lebih berpengalaman, selalu benar kan?
nah yang ini, memang spesial (gak pake telor) karena dia menganggap dia selalu benar.
entah mungkin kultur juga di jawa timur, bahwa yang muda menghargai keputusan yang tua, dengan selalu mengiyakan (?!?!?!)

apapun itu, jadinya gw belajar untuk ngomong 'iya' depan dia, tapi ngerjain yang laen di belakangnya.
nah hal yang kaya gitu kan malah lebih gak enak.

2. suka moody / pundungan (bahasa jawa 'mutung')
mood nya yang berubah-ubah ini bisa disebabkan karena hal-hal kecil yang gak penting.
akhirnya orang-orang di kantor cape untuk ngeladenin urusan dia supaya mood-nya gak bete. eh itu waktu di awal-awal. sekarang mereka mulai gak peduli.
nah, persoalan mood ini sebenernya gak masalah selama sikapnya masih profesional.
masalahnya, sikap moody ini dibawa-bawa juga ke kerjaan.

contohnya, waktu itu ada kegiatan klinis yang udah gw arrange untuk sekian lama.
stakeholder udah diundang (dari puskesmas maupun rs) juga dari dinas kesehatan.
lalu undangan di kantor juga sudah gw remind beberapa kali lewat email, ke staf terkait.

at the last minute, gw dapet kabar kalo bos gw gak mau dateng, karena katanya gak diundang.
lha emang gak cukup pemberitahuan beberapa kali lewat email?
ternyata maksut dia pemberitahuan adalah, gw mesti khusus menelefon dia/ kalo bisa menghadap untuk ngasitau bahwa kehadiran dia dibutuhkan di acara tsb.
seakan-akan gw gak ada kerjaan laen aj yang mesti diurusin, GITU LOH.

berbeda dengan bos gw di kantor yang dulu,
mereka selalu mendukung dengan nanya: apa yang bisa kita bantu.
karena toh mereka tau yang gw kerjain kan program mereka juga!
kalo gw sukses kan kreditnya akan masuk dalam output mereka juga.
heran deh.

3. sikapnya yang suka dendam/ balas dendam

selain moody itu. siap-siap deh kalo kita udah bikin salah (bikin salah menurut pandangan dia loh) atau bikin sesuatu yang dia gak suka (maksutnya dia gak suka itu sangat subjektif, contoh, kalo kita gak ketawa padahal dia bikin humor garing juga bisa kena tegur loh)- bakal ada balasannya.
kegiatan kita bisa di-cut atau lebih tepatnya, tidak mendapat dukungan.
personel yang harusnya terlibat dalam kegiatan gw malah disuru ke tempat laen (at the last minute!) dan mereka hopelessly mesti nurut sama bos.
nah, gila gak kaya gitu.
dia seneng kalo liat orang stres sendiri.
(mungkin dalem hati dia bilang gini, 'nah rasain lu, siapa suru gak nurut ama gw')

sebenernya gw itu orang yang ingin selalu mencoba berpikir optimis.
dalam segala sesuatu, gw selalu mencoba melihat sisi positifnya, termasuk dari bos outliner ini.

tapi rasanya makin lama makin susah.
karena dia rasanya gak berhak mendapat respek orang-orang.

dia juga suka mengintimidasi orang (bukan cuman gw doang, tapi semua orang di kantor) juga menghina-hina verbally seorang kolega di kantor, dalam meeting dengan staf lain!
dimana kita tidak bisa menghargai orang depan umum, akan susah juga mendapat penghargaan dari orang lain.

gw bilang sama seorang kolega di kantor, gw gak ada masalah dengan gaya kepemimpinan yang berbeda. gw juga gak masalah sama bad character orang. 
jadi masalah kalau itu mempengaruhi keprofesionalitas-an dalam kerjaan kantor.
dia bisa ngacak-ngacak kerjaan kita kapan aja, karena dia merasa bos.
wewenangnya seperti unlimited. padahal gw tuh kan bagian dari staf di jakarta, bisa aja gw ngadu setiap saat. 

pada akhirnya, gw memutuskan untuk resign. juga beberapa masukan sudah gw sampaikan ke jakarta.
sedih juga sebenernya resign, karena gw merasa sudah ada bonding dengan stakeholder di daerah. juga pada saat gw matur ke orang-orang, dengan alasan gw pindah ke jabar supaya lebih deket keluarga.
buat apa punya salary 8 digit kalo kehidupan kerja bikin gw stres dan gak bahagia.
stres bukan karena banyak kerjaan tapi cape hati ngurusin kelakuan bos yang suka unpredictable seperti kostumnya lady gaga. (ih jauh banget ya)

anehnya, setelah gw bertekad untuk resign itu, malah rasanya gw enjoy banget berangkat kerja. tanpa beban.
mungkin karena gw mulai sadar bahwa gw punya pilihan hidup yang lebih baik.
i wish i could say this to him: fyi, kalau gak kerja di proyek sini pun, gw masi bisa hidup (dan lebih bahagia).

malah banyak hal yang udah gak sabar pengen gw wujudkan seperti:
- traveling ke cambodia 
- kerja volunteer untuk nature conservation/ komunitas anak
- wirausaha 
- mendalami hobi fotografi gw
- jadi fotomodel untuk koleksi sepatu gw (masi dalam tahap ngayal)
- punya pacar & nikah (iya saking sibuknya gw gak sempet bersosialisasi)

anyway, life has so much to offer.
jadi dengan resign ini gw merasa my new life has just begun (again)

i'm saying goodbye to you, boss.
thanks for make my life miserable, so now i know how to enjoy it well. 


Saturday, November 10, 2012

dari galau ke nasionalisme

this weekend i am supposed to write my travelblog.
it's about time to update it, i had a trip to philippines last month and it was great.
i hope to write it down as soon before i forgot the whole things i found out there, which very interesting due to the fact, somehow the places i've been to very familiar to me. it so much like any part of indonesia, also the people with asian features.
but at the same time, with significant differences e.g. no woman/girl wearing cover/hijab, and much more safer environment, of course.
i saw everywhere, even out of nowhere, girl/woman wearing short and skimpy top (it was very hot and humid, at the beginning of monsoon) but stil there's no sign of disrespect from man (or even worse, sexual harassment, which is could be accepted in indonesia if women wearing 'sexy' clothes).

and what's the reason i have not writing it yet...
(now i'm switching to my mother tongue, supaya gak dibaca sama orangnya) apalagi kalo bukan gara-gara cowo.

bukan cowo yang bikin gw sebel, sebaliknya gw sayang bgt ma cowo ini.
dia orang yg gw kenal dalam waktu yang singkat, but it feels like he could stays forever in my heart.
pernah ketemu orang kaya gitu?

yakin deh, pasti dalam suatu waktu dalam hidup kita pernah ada sesosok yang bisa bikin seluruh dunia berubah. (atau kita akan merubah dunia demi dia)

masalahnya, cowo ini gak merasakan hal yang sama seperti gw.
dan ini sebenernya normal aja koq.

yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan biasa terjadi, mulai dari jaman gw masi abege sampe sekarang pun udah jadi dokter.
tapi masih aja kerasa sakit :'(
ya itulah manusia, punya perasaan dan hati.

gara-gara liat foto dia dan seorang cewe (yang 80% confident interval adalah pacarnya) kehidupan gw langsung berasa gak berarti, meaningless, alias hambar.
tiba-tiba aja gak mood untuk ngerjain tugas kantor, hilang nafsu makan, bawaan pengen tidur dan nangis (diem-diem, bukan depan banyak orang tentunya).

pernah ngerasain kaya gitu?

semakin kita suka/sayang sama cowo itu, semakin sakit rasanya.

anehnya, gw pernah dalam suatu waktu sudah merelakan dia koq.
i let him go. and i couldn't be with him either.
so i wish him well with his new relationship.

tapi ternyata engga semudah itu.
it still hurts to see him with someone else.

pelajaran kali ini: jangan jadi stalker buka2 Fb orang kalo gak siap dengan kenyataan life goes on.

walaupun hati gw masih aja ga enak tapi rupanya selama ini gw udah belajar banyak dari momen broken hearted yang dulu-dulu.
gw udah belajar, kalo itu cuman perasaan doang. karena kenyataannya, gw bukan orang paling malang di dunia koq- 
masih banyak orang yang lebih menderita keadaannya, dan keadaan gw sekarang masih jauh lebih beruntung dibandingkan mayoritas orang laen.
rupanya, as the time goes by, waktu juga yang bikin gw tambah dewasa menyikapi keadaan.

beberapa minggu ke belakang, gw juga lagi keasyikan sendiri baca buku tentang Kartini (pahlawan nasional R.A. Kartini).
bagaimana perjuangan beliau yang waktu itu masih sangat muda (semenjak dipingit, umur 12 tahun) tapi sudah berusaha menentang adat feodal dan semangatnya yang haus belajar.
semua itu dilakoni karena cita-citanya supaya rakyat Jawa, yang pada saat itu menderita di bawah penjajahan Belanda, bisa maju dan terdidik.

dari dulu memang gw udah lama tertarik dengan tokoh pahlawan nasional yang satu ini, bahkan sebelum baca biografinya.
mungkin karena gw merasakan cita-cita yang serupa, bahwa kaum wanita berhak untuk mendapat pendidikan dan kesempatan yang sama.

owya, jaman dulu (sebelum thn 1900) disaat Kartini hidup, hanya kaum bangsawan yang mendapat kesempatan untuk bersekolah.
bagi anak perempuan, setelah menempuh sekolah dasar, maka harus dipingit (dalam rumah) sampai akhirnya mereka menikah (dinikahkan, oleh orang yang tidak mereka kenal sebelumnya).
pernikahan ini tentunya sarat nilai politis, karena dijodohkan oleh keluarga.
biasanya putri bangsawan dinikahkan dengan darah ningrat juga, atau orang yang mempunyai 'posisi' dalam masyarakat.
konsekuensinya, perempuan bisa menjadi istri ke-2, ke-3 dan seterusnya, karena tidak dapat memilih pasangannya.

poligami seperti ini, ajaibnya, pada jaman kerjaaan di Jawa dahulu dianggap sesuatu yang biasa.
bahkan jauh sebelum masa masuknya pengaruh islam ke hindia.

Kartini sendiri banyak belajar karena ayah dan kakeknya merupakan perintis yang berani mendobrak adat feodal. beliau beserta 2 adiknya (dikenal dengan nama three sisters/Het Klaverblad) mendapat pendidikan sekolah dasar bersama kaum belanda totok pada waktu itu.
tiga bersaudara ini sangat fasih berbahasa belanda, selain bahasa jawa kromo inggil yang digunakan kaum bangsawan.

penggunaan bahasa belanda pada waktu itu hanya terbatas di kalangan tertentu saja.
tidak semua kaum pribumi bisa menggunakan bahasa belanda, akibatnya mereka jadi tidak mengetahui perkembangan arus informasi yang terjadi.

sebaliknya, walaupun dipingit dan jauh dari kehidupan yang normal karena diharuskan tinggal di rumah, Kartini dan kedua adiknya mendapat banyak referensi (surat kabar, buku, media bacaan) dari kakaknya yang bersekolah di belanda dan ayahnya yang seorang bupati.

pemikiran Kartini yang revolusioner inilah, yang pada akhirnya dikenal sampai ke negri belanda. tulisan Kartini (dalam bahasa belanda) yang sempat dimuat di harian yang paling terkenal di belanda pada saat itu, menginisiasi pergerakan politik etis / politik balas budi, yang dimotori oleh van Deventer.

wah, pokonya baca buku biografi Kartini ini bener-bener seru.
sayangnya kenapa dulu waktu gw masih muda selalu mengganggap (pelajaran) sejarah di sekolah itu garing/ gak berguna.
gurunya gak asik, kita diminta menghafalkan sesuatu yang gak menarik.
padahal aslinya sejarah bangsa kita kaya, menakjubkan, dan banyak pelajaran yang terkandung di dalamnya.

sejujurnya, gw pun semakin mencari tahu lebih banyak tentang Kartini, karena saat sekolah di belanda- banyak sekali jejak perjuangannya.
rupanya disana memang Kartini lebih dikenal dan dikenang.
ironis bukan?

surat-surat Kartini yang terkenal, yang menjadi dasar penulisan buku Door duisternis tot licht (dari gelap kepada terang), masih banyak yang tersimpan di perpustakaan di leiden.
sayang banget waktu gw di belanda gak sempet mengunjungi perpustakaan di leiden yang terkenal ini. katanya perpustakaan ini menyimpan lebih banyak dokumentasi tentang sejarah indonesia dibanding perpustakaan mana pun di indonesia (ya eyalah)

ada satu cita-cita Kartini, yang belum kesampean karena beliau keburu meninggal (setelah melahirkan anak pertama),yaitu sekolah ke eropa/belanda.
pada waktu itu perempuan dari kaum bangsawan tidak boleh bekerja. bila ingin bekerja pun, harus memilih pekerjaan yang layak.
Kartini sendiri ingin bersekolah dokter/bidan ke eropa, pilihan lainnya sekolah dokter di batavia. tetapi akhirnya profesi guru juga menjadi pilihan, karena hasrat beliau yang terdalam sebenarnya mengangkat derajat kaum (perempuan) pribumi dengan pendidikan.

mulia sekali sebenarnya cita-citanya pada waktu itu.
tidak banyak kaum bangsawan/ feodal Jawa yang memikirkan kaum pribumi yang bodoh, miskin, tak terdidik. karena mereka hanya dianggap sebagai 'setengah manusia' dan digunakan untuk kepentingan bekerja saja.

kalo dipikir-pikir, ironis juga setelah 200 tahun pemikiran Kartini tersebar ke belanda (dan pada akhirnya mendorong kaum perintis kemerdekaan termasuk di antaranya Ir. Soekarno) kondisi bangsa kita sekarang kembali ke masa kaum feodal.
dimana hanya segelintir orang yang bisa menempuh pendidikan, sisanya yang miskin mendapat pendidikan seadanya.
bangsa kita masih saja bodoh, atau lebih tepatnya, dipiara agar tetap bodoh.

walaupun demikian, setidaknya bila R.A. Kartini kembali ke masa sekarang, beliau bisa melihat apa yang telah dicita-citakan sudah sebagian terwujud.
dimana (sebagian) kaum perempuan bisa mendapat pendidikan  dan kesempatan yang sama dengan pria, walaupun tidak terlahir dari keluarga bangsawan.

terimakasih ibu Kartini, terima kasih para pejuang kemerdekaan, untuk jasa-jasamu bagi Indonesia.

~ditulis oleh dokter wanita, walaupun sedang galau, tapi tetap menghargai jasa para pahlawan


Thursday, November 08, 2012

should or shouldn't go

:: warning ::

awal ceritanya gw nulis blog ini emang cuman sekedar curhatan ati aja, daripada dipendem sendiri jadi jerawat (dan lagi sekarang udah ga punya diary. punya diary pun jarang diisi saking sibuknya. catatan: diary itu buku harian, bukan gejala mencret!)

jadi gini, gw diajak sama seorang cowo untuk ngetrip ke Filipin bersama ortunya. akan nginep di sebuah resort dan gw cuman diminta kluar duit transport (tiket pesawat utk nyampe sana).

pros dan cons mending mulai dari mana dulu? cons aja yah (cons nya lebih banyak kynya)
- dia kadang nyebelin, gw kapok waktu jalan kemaren ditinggal sendirian out of nowhere
- posesif, gw gak boleh ngobrol sama cowo laen
- at the same time, dia punya banyak cewe disana sini.
- egois. seperti cowo layaknya, dia mau menang sendiri
- owya dia juga pelit. kadang qta bayar masing-masing, kadang gw bayarin dia jg!
- ini bakal ngabisin duit lagi, padahal gw mau nabung untuk berangkat eurotrip thn dpn
- sepertinya hubungan qta ini leads to nowhere, so i better cut it fast
- lagian gw gak mau nanti ortunya 'keburu jatuh cinta' sama gw (not to mention he already told them alot about me).
- gw jg gak mau ortunya maksa2 gw have a baby with their son. anaknya aja gak mau.
- kalo sampe punya anak pun, gw gak mau ayahnya tukang party & atheist ky dia. juga gak suka baca buku!


pros nya
+ lumayan kan jalan2 nginep gratis di nice resort, cuman modal tiket loh
+ gw emang belom nyampe bohol/ siquijor. jadi agak penasaran jg pengen tau
+ dia sebenernya asik diajak jalan, karena qta sama2 easy going. only when he's not left me alone out of nowhere
+ dia kadang baik dan manis, masakin gw makanan (udahnya gw disuru cuci piring tapi!)
+ dia bisa jadi driver yg baik, bawa gw kemana2 + orangnya juga gak masalah kalo gw belanja. malah bisa dimintain komen soal fashion (tapi seleranya murahan, sukanya klo gw pake baju seksi yang engga banget)
+ mungkin gw bisa latihan ngomong bhs prancis ma ortu nya, eh tapi ini masuk cons mestinya. bhs prancis gw udah left somewhere. maklum tadinya kan pengen dapet cowo itali.

tuh kan, banyak cons nya.

maybe i just need some support that i shouldn't go.