Showing posts with label ventilation therapy. Show all posts
Showing posts with label ventilation therapy. Show all posts

Thursday, October 24, 2013

.: Indonesia yang aneh :.

Orang-orang Indonesia emang suka aneh, kalo gak bisa dibilang gada kerjaan.

Baru-baru ini orang nomor satu di DKI Jakarta bikin kebijakan bahwa topeng monyet harus dihapuskan di provinsi tsb mulai tahun 2014.

Akibatnya, untungnya berdampak baik kepada monyet-monyet yang selama ini ditangkap liar, disiksa supaya bisa berjalan tegak, sebelum dipekerjakan tanpa upah tetap oleh manusia pemiliknya.
Untuk dokumentasi lebih lengkapnya bisa dilihat langsung di situs JAAN
http://jakartaanimalaid.com/blog/?p=1551

Sebagai manusia dan sesama makhluk ciptaan Tuhan, tentunya saya pribadi mengapresiasi secara positif gebrakan yang dilakukan oleh Jokowi. Terlepas dari apakah tindakan yang beliau ambil didasarkan atas dorongan berbagai kelompok pecinta binatang (yang juga banyak di-inisiasi oleh orang bule).

Eksploitasi terhadap binatang, apalagi primata cerdas yang mirip manusia seperti monyet macaque emang memuakkan. Dan eksploitasi tersebut bisa disaksikan bebas di ruang publik di negara yang bernama Indonesia.

Memalukan, buat saya, kalau ditanya oleh teman bule saat berkunjung ke Indonesia.

Buat mereka hal itu seperti pameran kekejaman yang diekspos terang-terangan.
Dan sayangnya hal itu seperti bisa diterima di masyarakat kita, bahkan seperti mendidik anak-anak kita yang masih kecil, bahwa memperlakukan dan menyiksa binatang seperti itu adalah okay.

Indonesia memang negara yang indah, dan kita dikaruniai berbagai macam binatang serta tumbuhan yang hanya bisa hidup di negara tropis.
Sayangnya, kita belum bisa menghargai dan memelihara kekayaan yang kita punya.

Bukannya dijaga tapi malah ditangkap (secara liar), diperjual belikan, lalu dieksploitasi demi keuntungan yang katanya berkisar 40-80 ribu per hari.

Ini miris sekali.

Contoh, orangutan endemik asal pulau Borneo, terdapat di dua negara yaitu Indonesia dan Malaysia.

Tapi bisa dibilang bahwa orangutan yang tinggal di negara bagian Malaysia mendapat perlakuan lebih baik daripada orangutan yang diam di Kalimantan bagian Indonesia.

Pemerintah Malaysia yang lebih pintar melindungi aset mereka bisa membuat sanctuary khusus untuk orangutan di wilayah Serawak (yang sebenernya hanya sebagian kecil dari besar wilayah keseluruhan pulau Borneo). Sanctuary ini mendatangnya pemasukan banyak bagi turis asing yang ingin melihat orangutan di alam.

Ingat, orangutan adalam endemik hanya di dua negara. Indonesia dan Malaysia (bagian kecil dari Borneo itu).

Tapi sedihnya, teman-teman bule yang saya kenal malah lebih mengenal Indonesia sebagai negara yang membunuh orangutan demi lahan kelapa sawit.
Ini sangat menyedihkan dan melukai hati saya sebagai anak bangsa, tapi memang itulah kenyataannya.

Kembali ke kebijakan topeng monyet di Jakarta.

Ada banyak reaksi pro-kontra akibat kebijakan Jokowi tsb.

Yang kontra, bilang kalau dari sekian banyak persoalan yang menjadi pe-er ibukota, kenapa Jokowi malah ngurusin binatang.
Persoalan anak jalanan, contohnya, lebih urgen untuk ditangani.

Inilah anehnya orang kita, pemimpin yang gak ngapa-ngapain kena kritik.
Banyak ngapa-ngapain dikritik juga.

Lebih aneh lagi, tapi nyata, adalah pemimpin yang berasal dari partai dengan nuansa agama.
Sepertinya apapun yang dilakukan, karena berasal dari partai tsb, bisa mendapat pembenaran.
Ini juga menyedihkan, karena Tuhan dipakai pembelaan untuk kelakuannya yang jelas-jelas salah.

Sebagai contoh yang ekstrem, kolega saya (seorang dokter juga) adalah partisipan dari partai bernuansa agama tsb. Dulu waktu Foke bertanding dengan Jokowi untuk posisi no.1 di Jakarta, status di wall Fb-nya penuh dengan black campaign. Menjelek-jelekkan Jokowi yang ndeso dan menyanjung Foke yang incumbent. Dengan membawa-bawa nuansa agama juga.

Setelah Jokowi terpilih, masih menjelek-jelekkan juga. Berkilah bahwa ada black campaign yang dilakukan oleh pendukung Jokowi.
Rasanya ini tipikal orang Indonesia, fanatik sampe mati.
Mau bener atau salah, yang penting partai harus menang.

Dengan catatan, bahwa kolega saya itu seorang dokter, yang dianggap golongan terdidik, tapi mempunyai pola pikir sangat sempit- tentunya itu fakta yang menyedihkan buat saya.
Sedih karena berpikir, bahwa lebih mudah lagi bagi mereka yang kurang terdidik untuk 'dibodohi' oleh politikus berkedok pemimpin atas nama partai bernuansa agama.

Selain itu- alasan kenapa Jokowi tidak menyelesaikan persoalan anak jalanan- menurut saya bukan persoalan Jakarta semata.

Saya bukan membela Jokowi, tapi lebih ingin menyalahkan pemerintah pusat.

Permasalahan kenapa banyak orang pergi ke kota adalah, karena pembangunan di desa sangat tertinggal.
Petani kurang mendapat dukungan dan bantuan dari pemerintah.
Makanya mereka pergi ke kota-kota besar untuk jadi pengemis, gelandangan, anak jalanan.

Ini persoalan Kementrian Pendidikan dan BKKBN juga, yang gagal menekankan pentingnya pendidikan dasar atau sekolah kejuruan- dimana orang bisa mandiri, dan persoalan banyaknya anak sehingga tidak semuanya bisa mendapat perhatian atau pendidikan cukup.

Masalah klasik ini sudah pernah dikemukakan oleh Ibu Kartini pada awal abad 19, dimana saat itu tanah Jawa masih dikuasai oleh Nederlands atau bangsa Belanda.

Kalau masalah ini masih jadi persoalan setelah Indonesia 67 tahun merdeka, maka sangat ironis jadinya.
Ternyata pemimpin dari bangsa sendiri pun tidak bisa membawa Indonesia ke arah kemakmuran.

Lebih ironis lagi, kemakmuran sebenernya terjadi di negeri ini.
Tapi hanya dinikmati oleh sebagian kecil orang- dinasti politik Banten sebagai contohnya.

Kenapa ada orang yang perlu 11 mobil mewah?
Apakah perlu punya mobil Lamborghini di Jakarta, dimana jalannya lebih sering macet sehingga maksimal kendaraan hanya bisa dipacu 50-70 km per jam?

Kenapa juga orang kita sering meng-apresiasi orang yang punya barang mahal seperti mobil mewah?
Apakah nilai seperti kejujuran, atau hidup sederhana sudah tidak dihargai lagi oleh orang jaman sekarang?

Waktu kecil saya sering diajarkan oleh kakek, nenek dan orang tua saya seperti ini:
" Yang benar harus diikuti, walaupun kelihatannya tidak ada orang yang mengambil jalan itu. Sebaliknya yang salah, harus dihindari walaupun semua orang sepertinya mengikuti jalan tsb.
Masa kamu mau nyemplung ke sumur kalau semua orang nyemplung sumur ? "

Ini analogi yang sederhana bagi anak kecil (seperti saya dulu) tapi sekarang saya mengetahui apa maksud dari mereka memberi nasehat itu.

Tapi sepertinya pesan seperti ini sudah jarang disampaikan lagi oleh orangtua jaman sekarang.

Dalam bentuk sederhana ada banyak pelanggaran di sekitar kita; buktinya anak SD mengemudikan motor (atau mobil! dan nabrak orang seperti AQJ), bahkan orang tua mereka mengemudikan mobil di jalur busway, dan motor naek trotoar.
Dalam bentuk ekstrem, adalah kasus pembunuhan oleh pejabat (yang nikah siri), korupsi besar-besaran dan terstruktur seperti dinasti politik Banten.

Apakah karena korupsi dilakukan berjamaah, termasuk oleh petinggi MK, maka bisa mendapat pembenaran?

Baiklah. Topik pembicaraan ini memang sengaja dibuat melebar. Mulai dari penyiksaan binatang yang gak bisa diterima, hingga ke korupsi berjamaah.

Tapi pada intinya satu, bangsa Indonesia perlu kembali belajar tentang nilai-nilai dasar.

Makanya gak heran politisi seperti Jokowi, Ahok, Dahlan Iskan mendapat hati di tempat rakyat. Karena sesungguhnya di kedalaman hati kita, ada kerinduan supaya profil 'pembela kebenaran' datang dan menyelamatkan Indonesia yang carut marut dengan segala permasalahannya.
Sebaliknya banyak politisi berduit, dengan segala sepak terjangnya untuk 'membeli' hati rakyat, tapi malah dibenci karena melambangkan ketidakjujuran (seperti ARB dari partai G).

Andai saja lebih banyak orang kita yang traveling melihat dunia, atau sedikitnya membuka mata hati dan rendah hati untuk belajar.

Belajar kejujuran dan kerja keras pada orang Jepang. Yang walaupun dibom hancur-hancuran saat tahun 1945, tapi sekarang telah menjadi salahsatu kekuatan besar di Asia.

Atau belajar nilai taat pada aturan ke Singapura. Negara kecil tetangga ini tadinya sangat miskin dan tidak punya sumber daya alam saat 'dipaksa' merdeka pada tahun 1965.
Tapi sekarang mereka telah belajar 'memanfaatkan' apa yang mereka punya selain sumber daya alam, yaitu sumber daya manusia yang terdidik.

Kita adalah bangsa yang besar, kaya dan dulu disegani di mata dunia.
Penjajah kita Belanda mengetahui hal ini, makanya mereka menggunakan politik mengadu domba (devide et impera) atau memecah belah.

Kata 'persatuan' adalah sesuatu yang ditakuti oleh jumlah penjajah Belanda yang jauh lebih sedikit dibanding bangsa pribumi.

'Persatuan' mengakibatkan bangsa pribumi mampu membela hak mereka untuk kemerdekaan.

Setelah kemerdekaan di tangan kita, kata 'persatuan' itu juga ditakuti oleh pemimpin Orde Lama.
Makanya golongan minoritas tertentu selalu dipisahkan, dianggap bagian lain dari bangsa ini- walaupun puluhan tahun sudah tinggal di tanah air.

Kini, 'persatuan' adalah sesuatu yang hampir musnah didengar.
Apalagi dengan adanya partai berwarna-warni tanpa visi kenegaraan yang jelas.


Tulisan ini bakal berakhir, mungkin tanpa kesimpulan.
Hanya sebuah curhatan hati atas berbagai permasalahan bangsa yang menyesakkan.

Mungkin di masa depan, saya berpikir untuk tinggal di luar negri- agar lebih bisa menikmati dari kejauhan. Mungkin saja bisa, yang pasti Indonesia tidak pernah hilang dari pemikiran anak-anak bangsanya.

Tuesday, October 08, 2013

.:. pengarang yang buruk .:.

Pengarang yang buruk

Kalau ada dua tipe penulis/pengarang, maka saya termasuk penulis/pengarang yang buruk.

Pengarang yang baik menurut saya, adalah seseorang yang bisa menulis sesuatu dengan indah. Misalnya menggambarkan suatu peristiwa atau tempat jadi semirip mungkin dengan pengalamannya. Orang-orang yang membaca jadi merasa berada di tempat yang sama, atau merasakan pengalaman yang dialaminya.
Pengarang yang baik juga bisa membangkitkan rasa.
Iya paling penting itu kayanya.
Membangkitkan rasa dalam diri manusia, entah itu positif seperti kegembiraan dan jatuh cinta atau emosi lainnya seperti kesedihan atau perasaan takut, lewat tulisannya.

Bisa dibilang saya pengarang yang buruk, soalnya apa yang saya tulisan memang bukan ditujukan untuk penulis. Tapi untuk diri sendiri.
Ya saya menulis karena ingin.
Itu sebabnya banyak banget tulisan yang gak selesai, karena memang dibuat untuk mencurahkan hati aja.
Tanpa tujuan, tanpa mesti ada kesimpulan.

Dengan harapan para pembaca gak akan keberatan.
Karena toh tidak ada yang membaca juga …. hahaha…

Tapi ada 1 tipe lagi yang paling luar biasa.
Yaitu pengarang yang bisa membangkitkan jiwa pengarang dalam dalam diri orang lain (terutama pengarang pemalas seperti saya : )

Namanya adalah Paulo Coelho.

Entah kenapa, setiap baca tulisan dia, rasanya ada suatu rasa yang berteriak dalam diri : untuk dicurahkan dalam bentuk tulisan.
Walaupun gak ada yang penting untuk disampaikan… tapi ya, dia berhasil memaksa rupanya.

So, inilah sebuah tulisan pada suatu malam Selasa yang indah.


:.: . .:. . :.: . .:. . :.: . .:. . :.: . .:. . :.: . .:. . :.: . .:. . :.: . .:. . :.:

 

Hidup itu emang aneh.
Aneh karena, seperti kata nenek (atau orang yang lebih tua bilang) kadang kita ada di atas, kadang kita ada di bawah.

Aneh juga, karena kadang kita berusaha mengejar sesuatu tapi gak berhasil dapet pada akhirnya.
Eh saat kita cuman duduk diem berdoa taunya ada yang nawarin kerjaan.

Hari ini saya mulai dengan bersih-bersih kamar dan rumah.
Terkumpullah beberapa barang yang bisa diberikan ke tukang pemulung, salah satunya tas selempang Zara yang udah jarang dipakai.
Ya sebetulnya agak berat untuk melepas tas Zara ini, walaupun bentuk fisiknya udah gak menarik karena kulitnya terkelupas sana sini (dan umurnya tua) tapi benda ini punya banyak nilai historis. Karena dibeli di Genova, Italia- dimana dipakai pertama kali saat dating sama cowo Italia pujaan hati (saat itu).

Anyway, setelah dipikir ulang, mungkin udah saat melepas tas itu (dan juga kenangan yang menyertainya).

Keberuntungan itu didapat oleh tukang loak yang lewat jam 10an.

Tukang loak sebenernya ada banyak yang lewat depan rumah.
Shift pertama bisa lewat sebelum jam 7 pagi, lalu jam 8, kemudian 9.30, dan sangat jarang diatas jam 10. Biasanya malah tukang sampah yang seringnya lewat kalau udah siang.

Ajaibnya dan untungnya, si tukang loak ini lewat pas saat saya udah selesai beres-beres.
Maka berpindahtangan lah Zara di Genova ke tangan mang tukang loak.

Ini mengingatkan saya akan kesempatan yang banyak lewat depan mata dan kejelian untuk menangkap peluang tsb.

Sebulan setengah yang lalu, yang rasanya udah lama banget, karena dalam 45 hari aja saya udah melewati batas 5 negara - temen baik saya di HQ menawarkan kesempatan untuk bantu penelitian di bidang kesehatan reproduksi.
Topik yang kebetulan sangat menarik dan tentu aja saya bersedia untuk mencoba.
CV pun dikirim dan wawancara lewat Skype diadakan - antara tim di HQ Geneva dan dari sebuah rumah di Prancis Selatan.

Gak berapa lama, mereka bilang kalau tertarik untuk merekrut saya buat short term.

Kontrak pun ditandatangan beberapa hari setelah saya sampai di Indonesia pada pertengahan bulan September, sesuai dengan waktu yang saya minta.

Kehidupan saya saat ini bisa dibilang sangat aneh dan sedikit abnormal.
Tapi dalam artian yang bagus, tentunya.

Seberapa banyak orang bisa liburan ke Eropa dalam waktu 1 bulan setengah? Pulang liburan malah dapet kerjaan pula.
Seberapa banyak orang yang bisa kerja dari rumah, dengan waktu yang fleksibel, tapi dengan bayaran yang sama (bahkan lebih) kaya kerja full time kantoran?

Seperti mimpi.
Itu kadang yang saya rasakan.

Tahun ini begitu banyak dinamika dan mobilitas, membawa gak sedikit perubahan ke dalam hidup juga.

Januari di Kamboja dan Malaysia, Februari pindah ke Jakarta, Juli terbang ke Barcelona, Agustus di Prancis selatan, September di Yunani, transit Istanbul, dan acara di Bali, dan Oktober akhirnya kembali ke Bandung.

Semua tempat yang dikunjungi itu mengingatkan saya akan orang-orang yang ditemui dan menyisakan kenangan bersamanya, manis maupun pahit. 

Malam ini, jikalau saya bisa menyimpan semuanya dalam dua kotak- maka kotak yang pahit akan saya buang ke tukang loak.
Segala sesuatu yang sudah tidak berguna, atau hanya menambah sesak ruangan memang seharusnya dipindahkan ke tempat lain.

Kotak yang manis, tentunya akan saya simpan.
Supaya suatu saat kalau perlu, bisa dibuka dan mengenang bahwa pernah ada sesuatu yang baik terjadi dalam kehidupan saya.







Bonne nuit et au revoir.

Saturday, February 25, 2012

it was almost :(

Awal minggu kemaren baru aja dapet kabar yang gak terlalu menggembirakan.

Ternyata hasil tes untuk seleksi JPO itu gak lulus :(
Jadi untuk sementara impian untuk berangkat ke HQ Geneva harus ditunda dulu . . . *hiks*

Sempet menganalisa juga, emangnya hasil tes kemaren gak bagus?
Perasaan semua soal berhasil dijawab (walaupun soal terakhir gak berhasil dielaborasi lagi karena waktunya mepet) dan jawabannya juga relevan sesuai konteks.
Tapi yah, namanya juga posisi JPO yang saingannya worldwide.

Kali juga belom jodohnya. Teteup aja tapi sedikit sedih dan kecewa (ternyata gw masih manusia biasa yang bisa sedih dan kecewa saat gagal).

Gara-gara dapet kabar dari WHO itu jadinya langsung gak semangat untuk baca-baca artikel soal MCH lagi. Atau latihan parlez francaise.

Jadinya mulai masuk-masukin beberapa aplikasi lagi deh ke CHAI, MdM, ARC, dan intl NGOs lainnya.

World, I am so ready for you.
Would you ready for me?

Sunday, February 19, 2012

I miss Italia and him

Koq gw kangen yah . . .

Kangen jalan-jalan ke tempat baru.

Dan kangen juga sama Italia.

Dari sekian banyak tempat yang gw singgahi selama di Eropa rasanya paling kangen sama Italia.

Mungkin karena ada dia juga disitu.


MB
I have so much feeling for him,
and I don't know whether I should keep it or just throw it away

:'(

Friday, December 30, 2011

New Year Old Resolution

Sampai juga di penghujung tahun 2011 tapi masih banyak resolusi yang tidak tercapai.

Tentu ada juga pencapaian yang lumayan signifikan, jadi harus kita apresiasi dulu. . .

seperti contohnya :

1. Berhasil menyelesaikan master program on time
2. Mengeksplor beberapa tempat baru yang indah di dunia ini
(mengurangi list 1000 Places you have to see before you died)
3. Ketemu cowo yang berhasil menyembuhkan gw dari ketakutan kalo semua cowo di dunia ini adalah bokep mania atau freak control atau overprotektif atau abusive (mentally if not physically) atau kombinasi dari daftar yang telah disebutkan.

Sebenernya gw gak takut untuk jadi single (untuk saat ini, bukan seumur hidup tentunya) tapi gw takut bersama orang yang salah.

Buat beberapa orang mungkin lebih baik sama siapa aja yang penting punya pasangan.
Tapi prinsip gw gak gitu, makanya deh mending milih-milih sekarang.

Lagian milih-milih lebih bagus daripada bilang mau tapi ternyata cuman dipake maen-maen atau not truth to your heart.

Gw juga gamau pacaran jadi bikin sakit ati orang laen, lebih baik gw sendiri tapi menjaga kemurnian hati daripada bilang iya di mulut tapi hatinya bicara yang laen.

Anyway, koq jadi bahas soal pacaran?!?

Ini kan mau ngomongin soal resolusi . . . .

Untuk resolusi tahun 2012 mendatang, gw kepingin :

1. Membangun bisnis sendiri,
karena gw sudah tau gimana rasanya jadi Employee dan Self-employed makanya gw mengambil peluang untuk mencari kebebasan financial.
Kalau engga dalam waktu 3 tahun, mungkin 5 tahun lagi, tapi yang pasti it's on the way.

2. Membangun karir di dunia internasional
Karena sekarang gw udah punya sertifikasi master international health, jadi sepertinya bisa dimulai cari pengalaman kerja di kancah internasional *ciehcieh*
Bisa di Asia, Afrika, atau negara maju (tapi mereka least priority)

3. Mencari calon suami
Kenapa gw taruh dalam prioritas ketiga, karena rasanya ini sedikit diluar kontrol gw.
Walaupun ada orang yang gw suka tapi kan gak bisa juga maksa suruh dia kawinin gw :)

Membangun bisnis gw bisa belajar caranya, juga untuk membangun karir masih bisa kirim CV ke NGOs, tapi mencari calon suami . . . . hmmm. . . sedikit abstrak rasanya, kecuali kalo ngoyo banget bisa tuh daptar situs-situs pencarian jodoh.

Tapi gw juga udah minta ke Tuhan koq, jadi gimana Tuhan aja deh, pasti Dia tau yang terbaik juga buat anak-anakNya kan.

Apalagi kalau denger pengalaman temen-temen gw yang udah menikah juga gak semuanya jadi lebih bahagia, jadi. . . belajar dari pengalaman orang, lebih baik percaya pada rencana Tuhan aja.
(Bukan maksud gw untuk ngasi kotbah minggu loh)

Ini termasuk old resolution gw, tapi rasanya gw gak pesimis dengan tahun mendatang. . .

Karena tahun 2010-2011 gw belajar banyak tentang bagaimana membangun (atau mempertahankan) sebuah hubungan.

It might not the easiest thing on earth, as we sometimes take it for granted.

Seberapa banyak dari kita tidak menghargai pasangan kita, karena dia selalu ada di samping kita.
Tapi kalo dia tiba-tiba menghilang atau gak ada, baru kerasa deh betapa berharganya dia.

Juga belajar tentang tau apa sih yang sebenernya kita mau dari pasangan kita.

Lucu deh, gw disadarkan melalui banyak hal.
Bulan lalu gw kedatengan tamu CS dari Belgia, namanya kita sebut aja si F.

Kita ngobrol banyak hal yang gak penting di dunia ini (kalo yang penting itu bagiannya MetroTV) lalu dia nanya gini ke gw, salahsatu pertanyaan penting dalam hidup, bernilai 500 juta IDR, pertanyaannya :

'Kalau kamu milih pasangan, would he be your bestfriend or your lover ?'

And I really have to think hard only to answer such simple question!

Dan kata si F, gak boleh milih dua-duanya, cuman salahsatu.

Akhirnya gw memilih jawab: Lover.

Karena menurut gw, kalau kita mengharapkan pasangan kita jadi bestfriend, nanti kita akan kecewa kalau ternyata dia gak bisa nemenin jalan-jalan.
Terus terang gw kesian kalo liat cowo-cowo manyun yang disuru nemenin cewenya belanja atau nyalon.

Kita juga bisa kesel kalo cowo kita gak ngerti apa-apa soal pakaian mana yang bagus kita pakai untuk ke pesta kebun, atau acara makan malam.

Bestfriend-nya cewe menurutku, akan selalu cewe lagi, atau banci, atau gay.

Tapi pasangan kita seharusnya jadi lover yang baik, yang tentunya juga subjektif sesuai dengan keinginan dan fantasi masing-masing.

Gw pengen punya pasangan yang mau megang tangan gw kalo kita jalan, gak dia jalan kemana sendiri dan gw jalan kemana sorangan.
Yah gak mesti selalu nempel juga kaya perangko, but I think romance it's a very essential point in a relationship.

Well, kita liat aja apakah nanti ternyata gw berhasil dapet cowo yang sesuai dengan bayangan gw. . . . sapatau entar gw dapet cowo yang gak gitu, tapi jago masak dan punya kolam renang yang menghadap ke pantai : )

Friday, March 18, 2011

a new perspective

I put a new perspective ...

I already had to much to do
one assignment
one exam in a week ahead
one danish guy broke my heart
one ex boyfriend who will come in 2 weeks
one bad day with nasty weather in the morning

I could have complain about everything
but I feel nothing to complain

I have warm bed at my room
even though it's not my own house!
at least I stay safe inside, unlike some people in Japan.
I have enough food, at least for tomorrow.
some people not knowing what they're gonna have tonight.
I have friends here,
even though we're not speaking the same mother tongue-
but we understand each other.

I have enough for today,
I have nothing to worry about tomorrow.

God please always reminds me of these things.


[my condolences for Japan , you are a strong, resilience and great nation]
Cph 17.03.2011

Friday, November 06, 2009

Saving bella

Saving bella the dog
It was almost 2 months ago that we adopted bella from a foster, through a quite complicated processes ; select a dog from pictures, filling and sending an adoption form, interview, couple of times went to Jakarta, a city located nearly 300 kms from my hometown, looking for appropriate dog for my home.

Then I finally picked her, cause she's cute, active (or naughty, said the owner) and I just fell in love with her since our first acquaintance.

We gave her the first series complete vaccines a week after her arrival in our home. And she looked okay, since bella almost always happy and active as a young dog. Seemed there's nothing went wrong at that moment.
I left for vacation to Thailand in the next 2 weeks, it was amazing trip of course.

When I came home, I've noticed there's this eyes discharges on bella's eyes.

I thought it was just a common bacterial infection, and after consulted with her vet, we gave her a topical antibiotic. Then there was this constant jerking of her left back leg, which I thought it wasn't so serious, since bella really likes to climb up things in my mother's garden. There was also a sign of unusually hardened pad, that I noticed, but we missed the early detection anyway.

We took her to the vet in the end of the week after we heard her shrieking at night in the last 2 days, it was like she's having nightmares.

The vet was saying our bella got Distemper that attacked the central nervous systems. I
t was a worse version then the other classic type that attacks digestive system and manifest symptoms such as vomit, diarrhea, anorexia, cause our bella didn't have all those symptoms.

She still has a good appetite, no vomit or diarrhea whatsoever.
She probably got the virus from the fosterage, it could take 21 days for incubation period though. And there's no cure for Distemper , it caused by the virus. It was dog's own immune body system that has to build and treatment was given supportively.

I found in websites that 80% of dogs who get this diagnosed get killed by the virus, and the prognosis even worse if the virus already attacked the nerves systems, with permanent complications could occur even if its resolve.
Basically, all the information I get from the websites just make me even more discourage about bella's chance to survive.
Not to mention had to hear the squeak every night even thou' I already gave the medication
(I even got her the prescription for diazepam so she could get asleep).


It's so sad to see her condition, with the constant muscle jerking, incoordination movement when she's walking trying to pee, and the sore around her mouth. We're really thinking about euthanasia if she's not getting better.

Whenever I saw her with all the suffering, I thought ; ' A dog shouldn't lived like this.'

Unfortunately this dog didn't had much opportunity to live a happy life with us.


So we finally letting her go, we took her to a vet and put her to sleep.


Goodbye bella.


our bella

Sunday, October 26, 2008

another one ...

Dalam 1 minggu 2 pasien meninggal. Both of them were girls, age below 23 years old, and died because of getting AIDS.

So it's just a matter of time whether they'll survive or not.

Sooner of later, I feel like doing something useless.

Gue jadi inget dalam sebuah perjalanan menyusuri pantai ParangKusumo, banyak jellyfish bertebaran on the way while we walked. And I didn't try to survive them because I knew no matter how they'd died anyway.

That's why I try to focus on something more worthed in the beginning like promotion and preventive care.

I really hope we don't waste life on something pointless in this life.
It's true that we've never known something worthed until we lost it.

Tuesday, October 14, 2008

cannot sleep -_-

nowadays we dealt with referal case from bahtera- local NGOs.
let say this girl, named H came for hospitalized 3 times in this year.
[i know this suppose to be secret, but i just can't keep it for myself !]
so bottomline she got HIV from her boyfriend, an intravenous drug user.

she came with loss of sight of her right eye, which we knew later on it caused by CMV retinitis -an opportunistic infection which happens a lot if your CD4 get below 50.
wasn't a good news at all, for her nor us.
we were doing as much as we could from medicine side, or even psychologically (that's what i thought) but seemed that H, our patient, has her own thought.

i assumed she still in denial phase. or didn't accept what has happened to her.
or maybe has something to do with whatever her personal problems, since her husband- whom she got the infection, was not being there.

anyway, she's 21 years old.
i know there's still a lot of similiar cases of HIV infected person in a very young age who desperate, loss of hope, any kinds of term describing that you just wanna end up very soon if you can. but HIV/AIDS doesn't come that way.
it comes very slowly and painful. and even if she got ARV-anti retroviral therapy- she had to manage to overcome all the side effects of the drugs.

still many young person out there who didn't know how much it will cost if you playfully of getting HIV by ... my example, multiple sex partners?

i was thinking, if i could choose any ways to spend my youth time with things that i like but won't cost that much, you know... getting as much friends doesn't harm you at all. but getting laid with them is a very different things.

deep inside H's heart, i assumed, if she could turn back the time, she would fixed all she had been done wrongly. but some things are just cannot changed.
HIV is not a temporary disease, once you get infected it will stay there as long as you lived.

then, this palliative state should have treated differently.
i would say to her,if i dare to say to her, to live her life at the fullest, enjoy her moment while she can. but no one would dare to say such things to her.
moreover, she has no capability for doing so.

in 3 words, (i'm not very good at counting i warn you) : it's too late.

i was wondering, if i do have several years (or months) left to spend in this world, what will i do?
traveling all over the world i'm sure. tell the people i love how much i love them?
i rarely saying those kinda things even to my parents...

i don't know because i've never been on that state.

just too tired for now.

Sunday, August 31, 2008

I'm back !

If one of you who diligently read my bLog *ge-er* was asking a question, where the heck I have been all this time, that because I was busy doing this and that according to my scholarships dateline in early September.
I applied for DAAD and ADS scholarship, and the hardest part of being completing the documents was asking both of my academic and institution supervisor to give me recommendation related to it. But I was succeed to post the documents in time, that was so relieved.
Now I am able to sleep peacefully at night ^^

Anyway, couple of weeks ago, I managed to travel to Jokja in West Java. Vacation is also a good way for escaping from busy situation for me. Here you can read the story of my journey.
I was having a great time at that moment. . . . .

Owhyeah, to proceed what I am trying to tell, about a month ago I joined a conversation club in my city, called "The Center". There I found so many new friends and from them I knew about websites for backpackers community such as Couchsurfing for example.
I registered and become a new member, then when I was reading testimonials from other members, there's a group of people 'who don't know what to do with their lifes' , one of the testimonial realized me that we have certain similarity somewhat, so I joined the group ^^

Maybe I have come to some point in my life, that I had enough to do the expectation of people around me and now I am try to do what I like and I want for my own life.

Sunday, April 06, 2008

collide inside

woke up in the middle of the night and found myself sobbing.
i kinda made my own plan to break up with him but apparently its pretty painful for me... 
are we gonna end up this way?
i wasn't so sure either... but i guess we just can't hope evrything turns out to be like i want (expect) it.
sometimes things went wrong but that's okay.
i already had a perfect life, for some people. living a life for me just a matter of feelin grateful evrytime.
count your blessings.
take the bad things out or indeed make the bad things into something good.
it's like a vaccine to my lovelife imunne system.
finally i made it to write down an e-mail for him, told him i need time to tink it thru.
it hasn't come to the part that i'd like to tell him about i want this become a more stable relationship or nothing at all.
i just don't need another regular nice guy as a penpal.
i need someone to love me, to share a lifetime, and he needs to be close to me (just like i need him to)
and i'd like to make it as simple as i can.
what have i hold on to all this time?
what have we share together?
we're livin in totally diffrent world and have i been expecting too much of him?
right now i'd like to be realistic with the situation and clean up the messy i've started. . . . .