Tuesday, October 08, 2013

.:. pengarang yang buruk .:.

Pengarang yang buruk

Kalau ada dua tipe penulis/pengarang, maka saya termasuk penulis/pengarang yang buruk.

Pengarang yang baik menurut saya, adalah seseorang yang bisa menulis sesuatu dengan indah. Misalnya menggambarkan suatu peristiwa atau tempat jadi semirip mungkin dengan pengalamannya. Orang-orang yang membaca jadi merasa berada di tempat yang sama, atau merasakan pengalaman yang dialaminya.
Pengarang yang baik juga bisa membangkitkan rasa.
Iya paling penting itu kayanya.
Membangkitkan rasa dalam diri manusia, entah itu positif seperti kegembiraan dan jatuh cinta atau emosi lainnya seperti kesedihan atau perasaan takut, lewat tulisannya.

Bisa dibilang saya pengarang yang buruk, soalnya apa yang saya tulisan memang bukan ditujukan untuk penulis. Tapi untuk diri sendiri.
Ya saya menulis karena ingin.
Itu sebabnya banyak banget tulisan yang gak selesai, karena memang dibuat untuk mencurahkan hati aja.
Tanpa tujuan, tanpa mesti ada kesimpulan.

Dengan harapan para pembaca gak akan keberatan.
Karena toh tidak ada yang membaca juga …. hahaha…

Tapi ada 1 tipe lagi yang paling luar biasa.
Yaitu pengarang yang bisa membangkitkan jiwa pengarang dalam dalam diri orang lain (terutama pengarang pemalas seperti saya : )

Namanya adalah Paulo Coelho.

Entah kenapa, setiap baca tulisan dia, rasanya ada suatu rasa yang berteriak dalam diri : untuk dicurahkan dalam bentuk tulisan.
Walaupun gak ada yang penting untuk disampaikan… tapi ya, dia berhasil memaksa rupanya.

So, inilah sebuah tulisan pada suatu malam Selasa yang indah.


:.: . .:. . :.: . .:. . :.: . .:. . :.: . .:. . :.: . .:. . :.: . .:. . :.: . .:. . :.:

 

Hidup itu emang aneh.
Aneh karena, seperti kata nenek (atau orang yang lebih tua bilang) kadang kita ada di atas, kadang kita ada di bawah.

Aneh juga, karena kadang kita berusaha mengejar sesuatu tapi gak berhasil dapet pada akhirnya.
Eh saat kita cuman duduk diem berdoa taunya ada yang nawarin kerjaan.

Hari ini saya mulai dengan bersih-bersih kamar dan rumah.
Terkumpullah beberapa barang yang bisa diberikan ke tukang pemulung, salah satunya tas selempang Zara yang udah jarang dipakai.
Ya sebetulnya agak berat untuk melepas tas Zara ini, walaupun bentuk fisiknya udah gak menarik karena kulitnya terkelupas sana sini (dan umurnya tua) tapi benda ini punya banyak nilai historis. Karena dibeli di Genova, Italia- dimana dipakai pertama kali saat dating sama cowo Italia pujaan hati (saat itu).

Anyway, setelah dipikir ulang, mungkin udah saat melepas tas itu (dan juga kenangan yang menyertainya).

Keberuntungan itu didapat oleh tukang loak yang lewat jam 10an.

Tukang loak sebenernya ada banyak yang lewat depan rumah.
Shift pertama bisa lewat sebelum jam 7 pagi, lalu jam 8, kemudian 9.30, dan sangat jarang diatas jam 10. Biasanya malah tukang sampah yang seringnya lewat kalau udah siang.

Ajaibnya dan untungnya, si tukang loak ini lewat pas saat saya udah selesai beres-beres.
Maka berpindahtangan lah Zara di Genova ke tangan mang tukang loak.

Ini mengingatkan saya akan kesempatan yang banyak lewat depan mata dan kejelian untuk menangkap peluang tsb.

Sebulan setengah yang lalu, yang rasanya udah lama banget, karena dalam 45 hari aja saya udah melewati batas 5 negara - temen baik saya di HQ menawarkan kesempatan untuk bantu penelitian di bidang kesehatan reproduksi.
Topik yang kebetulan sangat menarik dan tentu aja saya bersedia untuk mencoba.
CV pun dikirim dan wawancara lewat Skype diadakan - antara tim di HQ Geneva dan dari sebuah rumah di Prancis Selatan.

Gak berapa lama, mereka bilang kalau tertarik untuk merekrut saya buat short term.

Kontrak pun ditandatangan beberapa hari setelah saya sampai di Indonesia pada pertengahan bulan September, sesuai dengan waktu yang saya minta.

Kehidupan saya saat ini bisa dibilang sangat aneh dan sedikit abnormal.
Tapi dalam artian yang bagus, tentunya.

Seberapa banyak orang bisa liburan ke Eropa dalam waktu 1 bulan setengah? Pulang liburan malah dapet kerjaan pula.
Seberapa banyak orang yang bisa kerja dari rumah, dengan waktu yang fleksibel, tapi dengan bayaran yang sama (bahkan lebih) kaya kerja full time kantoran?

Seperti mimpi.
Itu kadang yang saya rasakan.

Tahun ini begitu banyak dinamika dan mobilitas, membawa gak sedikit perubahan ke dalam hidup juga.

Januari di Kamboja dan Malaysia, Februari pindah ke Jakarta, Juli terbang ke Barcelona, Agustus di Prancis selatan, September di Yunani, transit Istanbul, dan acara di Bali, dan Oktober akhirnya kembali ke Bandung.

Semua tempat yang dikunjungi itu mengingatkan saya akan orang-orang yang ditemui dan menyisakan kenangan bersamanya, manis maupun pahit. 

Malam ini, jikalau saya bisa menyimpan semuanya dalam dua kotak- maka kotak yang pahit akan saya buang ke tukang loak.
Segala sesuatu yang sudah tidak berguna, atau hanya menambah sesak ruangan memang seharusnya dipindahkan ke tempat lain.

Kotak yang manis, tentunya akan saya simpan.
Supaya suatu saat kalau perlu, bisa dibuka dan mengenang bahwa pernah ada sesuatu yang baik terjadi dalam kehidupan saya.







Bonne nuit et au revoir.

No comments: