Pengarang yang buruk
Kalau ada dua tipe penulis/pengarang, maka saya termasuk penulis/pengarang yang buruk.
Pengarang
yang baik menurut saya, adalah seseorang yang bisa menulis sesuatu
dengan indah. Misalnya menggambarkan suatu peristiwa atau tempat jadi
semirip mungkin dengan pengalamannya. Orang-orang yang membaca jadi
merasa berada di tempat yang sama, atau merasakan pengalaman yang
dialaminya.
Pengarang yang baik juga bisa membangkitkan rasa.
Iya paling penting itu kayanya.
Membangkitkan
rasa dalam diri manusia, entah itu positif seperti kegembiraan dan
jatuh cinta atau emosi lainnya seperti kesedihan atau perasaan takut,
lewat tulisannya.
Bisa dibilang saya pengarang yang buruk,
soalnya apa yang saya tulisan memang bukan ditujukan untuk penulis. Tapi
untuk diri sendiri.
Ya saya menulis karena ingin.
Itu sebabnya banyak banget tulisan yang gak selesai, karena memang dibuat untuk mencurahkan hati aja.
Tanpa tujuan, tanpa mesti ada kesimpulan.
Dengan harapan para pembaca gak akan keberatan.
Karena toh tidak ada yang membaca juga …. hahaha…
Tapi ada 1 tipe lagi yang paling luar biasa.
Yaitu pengarang yang bisa membangkitkan jiwa pengarang dalam dalam diri orang lain (terutama pengarang pemalas seperti saya : )
Namanya adalah Paulo Coelho.
Entah kenapa, setiap baca tulisan dia, rasanya ada suatu rasa yang berteriak dalam diri : untuk dicurahkan dalam bentuk tulisan.
Walaupun gak ada yang penting untuk disampaikan… tapi ya, dia berhasil memaksa rupanya.
So, inilah sebuah tulisan pada suatu malam Selasa yang indah.
:.: . .:. . :.: . .:. . :.: . .:. . :.: . .:. . :.: . .:. . :.: . .:. . :.: . .:. . :.:
Hidup itu emang aneh.
Aneh karena, seperti kata nenek (atau orang yang lebih tua bilang) kadang kita ada di atas, kadang kita ada di bawah.
Aneh juga, karena kadang kita berusaha mengejar sesuatu tapi gak berhasil dapet pada akhirnya.
Eh saat kita cuman duduk diem berdoa taunya ada yang nawarin kerjaan.
Hari ini saya mulai dengan bersih-bersih kamar dan rumah.
Terkumpullah beberapa barang yang bisa diberikan ke tukang pemulung, salah satunya tas selempang Zara yang udah jarang dipakai.
Ya
sebetulnya agak berat untuk melepas tas Zara ini, walaupun bentuk
fisiknya udah gak menarik karena kulitnya terkelupas sana sini (dan
umurnya tua) tapi benda ini punya banyak nilai historis. Karena dibeli
di Genova, Italia- dimana dipakai pertama kali saat dating sama cowo
Italia pujaan hati (saat itu).
Anyway, setelah dipikir ulang, mungkin udah saat melepas tas itu (dan juga kenangan yang menyertainya).
Keberuntungan itu didapat oleh tukang loak yang lewat jam 10an.
Tukang loak sebenernya ada banyak yang lewat depan rumah.
Shift pertama bisa lewat sebelum jam 7
pagi, lalu jam 8, kemudian 9.30, dan sangat jarang diatas jam 10.
Biasanya malah tukang sampah yang seringnya lewat kalau udah siang.
Ajaibnya dan untungnya, si tukang loak ini lewat pas saat saya udah selesai beres-beres.
Maka berpindahtangan lah Zara di Genova ke tangan mang tukang loak.
Ini mengingatkan saya akan kesempatan yang banyak lewat depan mata dan kejelian untuk menangkap peluang tsb.
Sebulan
setengah yang lalu, yang rasanya udah lama banget, karena dalam 45 hari
aja saya udah melewati batas 5 negara - temen baik saya di HQ
menawarkan kesempatan untuk bantu penelitian di bidang kesehatan
reproduksi.
Topik yang kebetulan sangat menarik dan tentu aja saya bersedia untuk mencoba.
CV pun dikirim dan wawancara lewat Skype diadakan - antara tim di HQ Geneva dan dari sebuah rumah di Prancis Selatan.
Gak berapa lama, mereka bilang kalau tertarik untuk merekrut saya buat short term.
Kontrak pun ditandatangan beberapa hari setelah saya sampai di Indonesia pada pertengahan bulan September, sesuai dengan waktu yang saya minta.
Kehidupan saya saat ini bisa dibilang sangat aneh dan sedikit abnormal.
Tapi dalam artian yang bagus, tentunya.
Seberapa banyak orang bisa liburan ke Eropa dalam waktu 1 bulan setengah? Pulang liburan malah dapet kerjaan pula.
Seberapa
banyak orang yang bisa kerja dari rumah, dengan waktu yang fleksibel,
tapi dengan bayaran yang sama (bahkan lebih) kaya kerja full time
kantoran?
Seperti mimpi.
Itu kadang yang saya rasakan.
Tahun ini begitu banyak dinamika dan mobilitas, membawa gak sedikit perubahan ke dalam hidup juga.
Januari
di Kamboja dan Malaysia, Februari pindah ke Jakarta, Juli terbang ke
Barcelona, Agustus di Prancis selatan, September di Yunani, transit
Istanbul, dan acara di Bali, dan Oktober akhirnya kembali ke Bandung.
Semua
tempat yang dikunjungi itu mengingatkan saya akan orang-orang yang
ditemui dan menyisakan kenangan bersamanya, manis maupun pahit.
Malam ini, jikalau saya bisa menyimpan semuanya dalam dua kotak- maka kotak yang pahit akan saya buang ke tukang loak.
Segala sesuatu yang sudah tidak berguna, atau hanya menambah sesak ruangan memang seharusnya dipindahkan ke tempat lain.
Kotak yang manis, tentunya akan saya simpan.
Supaya suatu saat kalau perlu, bisa dibuka dan mengenang bahwa pernah ada sesuatu yang baik terjadi dalam kehidupan saya.
Bonne nuit et au revoir.
Showing posts with label new job. Show all posts
Showing posts with label new job. Show all posts
Tuesday, October 08, 2013
Saturday, February 16, 2013
strange new things in 2013
Sesuatu yang baru kadang bisa bikin kita merasa gak nyaman.
Kadang juga sesuatu yang baru itu bagus juga untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Di tahun 2013 ini sebenernya gw merencanakan banyak perjalanan; sebagai contoh awal tahun kemarin ke Cambodia dan Malaysia. Bulan Feb (seharusnya) berangkat ke India untuk 3-4 minggu perjalanan. Bulan Maret/ April WWOOF-ing di Italia selatan. Bulan Mei ke Medan. Dan bulan Juni ke Bohol, Filipin.
Tapi sepertinya sebagian dari perjalanan gw itu harus ditunda, jadi hanguslah tiket ke India di bulan Februari.
Ini karena sesuatu yang terjadi diluar dugaaan. Yaitu, keterima kerjaan baru.
Yah waktu resign dari kerjaan di bulan Nov tahun lalu, memang tadinya mau rehat selama beberapa bulan untuk memuaskan rasa ingin tahu gw tentang dunia ini : )
As dramatic as it written, tiket ke India misalnya, gw booking secara kompulsif karena abis baca kisah biografi tentang Ibu Teresa. Kepergian gw kesana pun rencananya untuk mengunjungi atau ikut sebagai sukarelawan di Mother Theresa House.
Udah ada temen gw yang beberapa kali pergi ke India, dan cerita-ceritanya bikin penasaran gw setengah mati. Pokonya India harus dikunjungi! Tahun ini !
Sedangkan belajar pertanian organik udah lama juga menyentuh rasa ingin tahu gw.
Kenapa harus belajar jauh-jauh ke Italia selatan, sebagai sukarelawan WWOOF? Dengan alasan yang sederhana saja. Gw jatuh cinta setengah mati sama Italia. Sama kultur-nya, cuacanya yang lebih nyaman dibanding Eropa utara, dan sama orang-orangnya yang hangat seperti Asia.
Tiket ke Medan karena tadinya mau liat orangutan Sumatera. Dan mencicipi wisata pantai di Bohol.
Filipin juga salahsatu negara yang bikin gw pengen kembali lagi.
(Ampir gak ada negara yang udah gw kunjungi, gak pengen kembali lagi. Kecuali... mungkin Malaysia. Karena disitulah blackberry kemalingan).
Owya kembali ke kerjaan baru yang gak disangka-sangka: Iya, gw gak nyangka bakal dapet kerjaan ini. Karena walaupun aplikasi-nya gw sendiri yang ngirim, tapi sedikit pesimis juga bakal keterima.
Judulnya aja organisasi internasional. Lalu katanya mereka punya seleksi yang ketat. Dan pada saat janjian interview + written test sempet gw tolak karena jadwalnya gak memungkinkan.
Pemberitahuan bahwa gw keterima pun diketahui pas gw masih ada di Cambodia, seminggu sebelum kembali ke Indonesia. Belum juga dalam 1 minggu gw harus siap-siap pindah ke kota.
Pokonya segala seperti mendadak dan tanpa diduga-duga.
Setelah seminggu masuk jadi pegawai baru, ternyata ada event penting di unit tempat gw ditugaskan. Orang-orang jadi hectic banget dengan tugas yang ada.
Dan gw beserta satu orang staf baru juga, kebingungan mau ngerjain apa karena kita masih anak baru.
Those unexpected series of unpredictable events akhirnya membawa gw dan staf baru tsb jadi lebih sering berinteraksi.
Terutama untuk curhat soal kerjaan di kantor, betapa gak jelasnya tugas yang harusnya kita kerjain, bos yang kelakuannya 'antik' dst. Dan juga keluar bareng pas weekend saat lagi gak ngantor.
Just right in the middle of this adaptation of a new job, tiba-tiba ada majalah yang pengen menerbitkan artikel tentang perjalanan gw ke Budapest. Padahal udah lama banget gw tawarin (dari akhir tahun 2011) tapi baru dapet kabar ampir 1 tahun lebih setelahnya.
Dan jadinya harus gw kerjaain pas lagi sibuk-sibuknya di kerjaan kantor.
Tapi asik juga, karena gak suntuk dan stres pikirannya sama hal yang sama di kantor.
Yah hidup gw mungkin memang aneh. Dokter tapi gak praktek. Udah gitu kecintaan utama akan traveling yang melebihi kecintaan akan dunia medis sudah bikin gw kecanduan sampe gak tahan lama kerja di suatu tempat.
Atau mungkin hidup gw sama anehnya dengan kehidupan banyak orang laennya.
Gak bisa diduga. Udah merencanakan perjalanan pun, malah terjadi sesuatu yang lain.
Tapi selalu ada hal yang menarik dimana pun jalur perjalanan yang gw ambil.
Sama seperti kepergian gw ke Malaysia yang gak disangka, karena sedikit diluar rencana.
Tapi ternyata dalam perjalanan gw ketemu dengan dua orang yang sepertinya ditakdirkan untuk jadi teman baik. Life is strange, but that's what makes it interesting : )
Kadang juga sesuatu yang baru itu bagus juga untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Di tahun 2013 ini sebenernya gw merencanakan banyak perjalanan; sebagai contoh awal tahun kemarin ke Cambodia dan Malaysia. Bulan Feb (seharusnya) berangkat ke India untuk 3-4 minggu perjalanan. Bulan Maret/ April WWOOF-ing di Italia selatan. Bulan Mei ke Medan. Dan bulan Juni ke Bohol, Filipin.
Tapi sepertinya sebagian dari perjalanan gw itu harus ditunda, jadi hanguslah tiket ke India di bulan Februari.
Ini karena sesuatu yang terjadi diluar dugaaan. Yaitu, keterima kerjaan baru.
Yah waktu resign dari kerjaan di bulan Nov tahun lalu, memang tadinya mau rehat selama beberapa bulan untuk memuaskan rasa ingin tahu gw tentang dunia ini : )
As dramatic as it written, tiket ke India misalnya, gw booking secara kompulsif karena abis baca kisah biografi tentang Ibu Teresa. Kepergian gw kesana pun rencananya untuk mengunjungi atau ikut sebagai sukarelawan di Mother Theresa House.
Udah ada temen gw yang beberapa kali pergi ke India, dan cerita-ceritanya bikin penasaran gw setengah mati. Pokonya India harus dikunjungi! Tahun ini !
Sedangkan belajar pertanian organik udah lama juga menyentuh rasa ingin tahu gw.
Kenapa harus belajar jauh-jauh ke Italia selatan, sebagai sukarelawan WWOOF? Dengan alasan yang sederhana saja. Gw jatuh cinta setengah mati sama Italia. Sama kultur-nya, cuacanya yang lebih nyaman dibanding Eropa utara, dan sama orang-orangnya yang hangat seperti Asia.
Tiket ke Medan karena tadinya mau liat orangutan Sumatera. Dan mencicipi wisata pantai di Bohol.
Filipin juga salahsatu negara yang bikin gw pengen kembali lagi.
(Ampir gak ada negara yang udah gw kunjungi, gak pengen kembali lagi. Kecuali... mungkin Malaysia. Karena disitulah blackberry kemalingan).
Owya kembali ke kerjaan baru yang gak disangka-sangka: Iya, gw gak nyangka bakal dapet kerjaan ini. Karena walaupun aplikasi-nya gw sendiri yang ngirim, tapi sedikit pesimis juga bakal keterima.
Judulnya aja organisasi internasional. Lalu katanya mereka punya seleksi yang ketat. Dan pada saat janjian interview + written test sempet gw tolak karena jadwalnya gak memungkinkan.
Pemberitahuan bahwa gw keterima pun diketahui pas gw masih ada di Cambodia, seminggu sebelum kembali ke Indonesia. Belum juga dalam 1 minggu gw harus siap-siap pindah ke kota.
Pokonya segala seperti mendadak dan tanpa diduga-duga.
Setelah seminggu masuk jadi pegawai baru, ternyata ada event penting di unit tempat gw ditugaskan. Orang-orang jadi hectic banget dengan tugas yang ada.
Dan gw beserta satu orang staf baru juga, kebingungan mau ngerjain apa karena kita masih anak baru.
Those unexpected series of unpredictable events akhirnya membawa gw dan staf baru tsb jadi lebih sering berinteraksi.
Terutama untuk curhat soal kerjaan di kantor, betapa gak jelasnya tugas yang harusnya kita kerjain, bos yang kelakuannya 'antik' dst. Dan juga keluar bareng pas weekend saat lagi gak ngantor.
Just right in the middle of this adaptation of a new job, tiba-tiba ada majalah yang pengen menerbitkan artikel tentang perjalanan gw ke Budapest. Padahal udah lama banget gw tawarin (dari akhir tahun 2011) tapi baru dapet kabar ampir 1 tahun lebih setelahnya.
Dan jadinya harus gw kerjaain pas lagi sibuk-sibuknya di kerjaan kantor.
Tapi asik juga, karena gak suntuk dan stres pikirannya sama hal yang sama di kantor.
Yah hidup gw mungkin memang aneh. Dokter tapi gak praktek. Udah gitu kecintaan utama akan traveling yang melebihi kecintaan akan dunia medis sudah bikin gw kecanduan sampe gak tahan lama kerja di suatu tempat.
Atau mungkin hidup gw sama anehnya dengan kehidupan banyak orang laennya.
Gak bisa diduga. Udah merencanakan perjalanan pun, malah terjadi sesuatu yang lain.
Tapi selalu ada hal yang menarik dimana pun jalur perjalanan yang gw ambil.
Sama seperti kepergian gw ke Malaysia yang gak disangka, karena sedikit diluar rencana.
Tapi ternyata dalam perjalanan gw ketemu dengan dua orang yang sepertinya ditakdirkan untuk jadi teman baik. Life is strange, but that's what makes it interesting : )
Subscribe to:
Posts (Atom)