Thursday, February 05, 2009

jika aku menjadi : bukan politisi, tapi wakil rakyat

menyikapi maraknya kampanye para caLeg . . . . .

jika aku menjadi (bukan politisi) wakil rakyat,

maka aku akan memprioritaskan pada tiga hal, yaitu 

1. kesehatan

Sudah jelas hanya orang sehat yang bisa produktif (artinya, kalau dia kepala rumah tangga, bisa kerja dan menghasilkan uang untuk menghidupi keluarganya. kalau dia ibu rumah tangga, bisa menyiapkan sarapan untuk anaknya, mengurus keperluan keluarganya. kalau dia anak usia sekolah, bisa aktif mengikuti pelajaran di sekolah, dsb).

2. pendidikan

Karena orang tidak berpendidikan cenderung menjadi korban segala sesuatu (alias, mudah dibodohi, gampang dijual keluar daerah menjadi TKI atau PSK kalau dia perempuan). Orang yang berpendidikan rendah juga tidak punya banyak pilihan (mau kerja dengan gaji yang kecil, atau pekerjaan kasar- jadi buruh, bisa dieksploitasi oleh orang yang lebih berkuasa, dst)
Dengan modal pendidikan, seorang ayah bisa mendapatkan gaji yang layak untuk menghidupi keluarganya, anak-anak bisa sekolah. Seorang ibu yang pintar bisa membesarkan anak dengan cara yang benar, mengatur keuangan keluarga. Tidak ada investasi yang lebih bermakna dan berguna untuk seorang anak selain pendidikan. Pendidikan adalah modal utama dalam membesarkan seorang anak, bukan makanan atau baju, karena hanya dengan pendidikan seorang anak bisa mandiri dan bertahan hidup.

3. transportasi

Transportasi adalah denyut kehidupan sebuah kota. Transportasi massal yang ramah lingkungan, nyaman bagi pengguna dan ekonomis dibutuhkan bagi semua orang. Subsidi BBM bisa ditekan bila penggunaannya efisien (mobil pribadi dibatasi) dan alangkah baiknya dana yang ada dialokasikan untuk kebutuhan lain, seperti kesehatan dan pendidikan. Transportasi massal juga berguna untuk meningkatkan sensitivitas atas kebutuhan orang lain dan interaksi sesama manusia (berjiwa sosialis).

Bagaimana caranya ?

1. Asuransi kesehatan untuk semua orang, dengan skema yang berbeda untuk tiap lapisan masyarakat, Subsidi silang bagi yang tidak mampu. Disini pentingnya pengawasan penggunaan dan aturan yang ketat supaya tepat sasaran.

2. Wajib belajar bukan berarti semua anak mesti bersekolah, pendidikan tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah. Pembuatan dan sosialisasi modul 'Belajar sendiri di rumah' (home based learning/home schooling) sehingga anak jalanan pun bisa memperoleh pendidikan. Baju seragam dan buku pelajaran sekolah tidak mesti sama, bisa disesuaikan dengan kondisi. Bukan ijazah yang penting, tapi bagaimana pembelajaran itu sendiri. 

3. Pajak berlapis untuk pemilik kendaraan pribadi lebih dari satu.
Dan alokasinya bisa untuk maintenance transportasi massal yang aman, murah, dan nyaman, serta ramah lingkungan. (Global warming gitu loh)